PERTANYAAN ANAK MUDA
Bagaimana Aku Bisa Pulih Setelah Putus?
”Setelah aku putus sama pacarku,” kata Steven, ”perasaanku hancur lebur. Aku belum pernah sesedih itu.”
Apakah kamu pernah merasa seperti itu? Kalau kamu pernah begitu, artikel ini pas buatmu.
Yang kamu rasakan
Kalau kamu putus dengan pacarmu, kalian berdua pasti sama-sama sedih.
Kalau kamu yang minta putus, kamu mungkin merasa seperti Jasmine, yang berkata, ”Aku tahu aku menyakiti orang yang pernah aku sayangi. Itu jadi beban buatku. Aku tidak mau ini terulang lagi.”
Kalau kamu yang diputusin, kamu mungkin setuju kalau ada yang bilang rasanya seperti ditinggal mati orang yang kamu sayangi. ”Aku bahkan mengalami semua tahapan yang dirasakan orang yang berduka,” kata seorang gadis bernama Janet, ”aku awalnya tidak mau menghadapi kenyataan, lalu marah, mencoba balikan lagi, sedih, dan akhirnya—hampir satu tahun kemudian—aku baru bisa menerima kenyataan.”
Intinya: Setelah putus, kamu bisa merasa sedih dan putus asa. Seorang penulis Alkitab mengatakan, ”Semangat yang patah, siapa yang dapat menanggungnya?”—Amsal 18:14.
Yang bisa kamu lakukan
Berceritalah kepada orang yang dewasa dan kamu percayai. Alkitab memberi tahu kita, ”Teman sejati penuh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara yang dilahirkan untuk waktu kesesakan.” (Amsal 17:17) Dengan bercerita kepada orang tuamu atau orang lain yang berpikiran dewasa, kamu bisa melihat sisi lain dari masalahmu.
”Selama berbulan-bulan, aku tidak mau bergaul dan menceritakan perasaanku kepada siapa pun. Tapi sebenarnya, teman-teman bisa membantu kita pulih. Setelah aku cerita sama mereka, aku merasa lebih lega.”—Janet.
Ambil hikmahnya. Alkitab menasihati, ”Dapatkanlah hikmat, dapatkanlah pengertian.” (Amsal 4:5) Setelah kita mengalami sesuatu yang tidak mengenakkan, kita jadi lebih memahami diri kita sendiri dan belajar cara mengatasi kekecewaan.
”Setelah aku dan pacarku putus, temanku tanya, ’Apa yang bisa kamu pelajari dari hubungan itu, yang mungkin berguna kalau kamu punya pacar lagi?’”—Steven.
Berdoalah. Alkitab berkata, ”Lemparkanlah bebanmu kepada Yehuwa, dan ia sendiri akan mendukungmu.” (Mazmur 55:22) Dengan berdoa, kamu bisa lebih tabah dan melihat situasimu dengan kepala dingin.
”Jangan berhenti berdoa. Allah Yehuwa memahami kesedihan kita, dan Dia mengetahui situasinya lebih baik dari kita.”—Marcia.
Perhatikan dan bantu orang lain. Alkitab menasihati, ”Perhatikanlah kepentingan orang lain; jangan hanya kepentingan diri sendiri.” (Filipi 2:4, Bahasa Indonesia Masa Kini) Semakin sering kamu membantu orang lain, kamu akan semakin cepat pulih dan bisa melihat situasimu secara objektif.
”Putus itu bisa terasa seperti kiamat. Rasanya lebih sakit daripada luka fisik. Tapi kamu tidak akan selamanya seperti itu. Aku sendiri sudah merasakannya. Setelah waktu berlalu, aku bisa pulih.”—Evelyn.